Pengaruh media Sosial diera generasi 4.0

Icon  sosial media


KTP-PAPUA - kali ini saya akan membahas tentang pengaruh penggunaan jejaring sosial khususnya untuk perkembangan anak. Saya yakin teman-teman semua adalah salah satu dari jutaan pengguna jejaring sosial di muka bumi ini kan? Yups Jejaring sosial atau media sosial sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi jaman sekarang internet mudah di akses dimana-mana, banyak jejaring sosial baru tentu akan menambah penggunanya. Saya masih ingat dulu waktu masih SMP, masih jamannya Friendster kemudian beralih ke facebook hingga sekarang banyak media sosial lain yang perkembangannya sangat pesat dan mudah di akses.

Kalian pengguna jejaring sosial pasti sudah tahu dong apasih jejaring sosial itu? Saya akan menjelaskan sedikit mengenai pengertian jejaring sosial atau media sosial dan pengaruhnya terhadap manusia terutama terhadap anak. Jejaring Sosial adalah struktur sosial yang berasal dari individu-individu dan organisasi yang diikat oleh kesamaan penggunanya/anggotanya. jejaring sosial dibuat untuk memenuhi syarat manusia karena manusia diciptakan untuk bersosial (makhluk sosial), karena perkembangan zaman semakin maju, yang tujuan utamanya memfasilitasi user atau pengguna media Jejaring sosial tersebut agar dapat terhubung dengan seseorang dalam satu Negara atau bahkan antar Negara dan benua,dengan praktis dan tidak membuang banyak waktu atau memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk tetap bersosialsasi.

Namun pada era modern seperti sekarang, Jejaring sosial tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ternyata jejaring sosial memberikan pengaruh-pengaruh terhadap kelakuan seseorang yang menggunakannya, ntah itu pengaruh negatif seperti gemar pamer di jejaring sosial, dan juga pengaruh positifnya terhadap seseorang, namun ironisnya jejaring sosial lebih banyak memiliki pengaruh negatif di bandingkan pengaruh positif, namun pengaruh negatif dan positif tersebut kembali kepada bagaimana anda menyikapi dan menghadapi Jejaring sosial, apakah anda menjadikannya sebagai kebutuhan utama, atau hanya menjadikannya sebagai media penunjang komunikasi.

Saat ini memang situs jejaring sosial sangat digemari remaja maupun anak-anak. Dengan situs jejaring ini kita dapat memperluas pertemanan baik secara kekerabatan maupun dengan masyarakat luas, bukan hanya dalam ruang lingkup lingkungan tempat tinggal saja tetapi dari berbagai macam kalangan, lingkungan maupun status sosial. Hal tersebut menjadi suatu keharusan bagi remaja untuk memilikinya. Dengan jejaring sosial kita bisa berkomunikasi dan bersosialisai dengan mudah diseluruh penghuni dunia.

Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Akan tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial (facebook). Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial (facebook) juga digunakan sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja.

             Masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya (dalam Pengaruh Jejaring Sosial Dalam Masyarakat, Satria Kusuma Industries (Blog.com). 

           Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.

            Sehingga jejaring sosial dapat memberikan pengaruh negatif terhadap perilaku anak seperti anak ataupun pengguna jejaring sosial jadi malas berkomunikasi di dunia nyata karena mereka terlalu asik berkomunikasi di dunia maya, situs jejaring sosial akan membuat penggunanya lebih mementingkan diri sendiri mereka jadi tidak sadar terdahap lingkungan di sekitar mereka karena terlalu asik menghabiskan waktu di internet.

Dengan atau tanpa disadari, orangtua dan orang dewasa lain di sekitar remaja telah memaparkan internet sejak usia dini. Apalagi pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial. Keleluasaan mereka untuk mengakses sumber-sumber informasi di dunia maya itu membuka peluang besar bagi proses internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan kepribadian dan karakter dasar anak.

Untuk itu, langkah-langkah protektif dan antisipatif menjadi mutlak ditempuh untuk menghindarkan anak dari ragam pengaruh negatif dunia maya yang sering kali lepas dari kendali dan kontrol perhatian para orang tua. Kemampuan orang tua untuk menyediakan berbagai fasilitas alat komunikasi canggih bagi anak-anak mereka sering kali tidak sepadan dengan kemampuan dan perhatian orang tua dalam memproteksi anak-anak dari potensi negatif yang ditimbulkannya. Bagi sebagian orang tua, kemampuan menyediakan fasilitas komunikasi terkini layaknya smartphone atau gadget justru menjadi ajang pamer sekaligus upaya menunjukkan eksistensi untuk menegaskan kelas sosial-ekonomi mereka sebagai orang tua yang mapan secara ekonomi.

Padahal seharusnya anak yang masih dalam bimbingan orang tua tetap diawasi dan di perhatikan apalagi anak kecil. Memfasilitasi mereka dengan gadget bisa berpengaruh terhadapap perilaku anak. Orangtua seharusnya menyadari akan hal itu. Selain peran dari orang tua seharusnya anak juga bisa menyadari dan tahu batasan diri mana yang berpengaruh baik dan buruk terhadap kehidupan mereka. Era teknologi yang semakin canggih memang terkadang menyulitkan kita. Jika kita ketinggalan sedikit saja informasi maka akan membuat kita ‘gaptek’ akan tetapi jika kita terlalu mengikuti arus teknologi yang berkembang begitu pesat kadang memberikan pengaruh yang negatif. Untuk itulah orangtua harus tetap mengawasi dan memperhatikan anak dan anak sendiri juga harus tahu batasannya.

Nah guys jangan sampai kita terlena dengan hal yang memberikan pengaruh buruk terhadap kehidupan kita terutama perilaku kita yang menjadi tidak senonoh lagi. Menggunakan jejaring sosial memang perlu agar kita tidak ketinggalan informasi dan tidak ‘gaptek’ asalkan kita tahu batasannya dan menggunakan jejaring sosial sewajarnya saja jangan sampai terlena apalagi kecanduan yang membuat kita lupa terhadap lingkungan sekitar....

Jadikan jejaring sosial menjadi media yang bermanfaat untuk kita bukan malah menghambat apalagi menghancurkan kehidupan kita.

Sumber: kontessosial.blogspot.com

Editor: Derek Kobela 


Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3