TAHUN BARU, RAHAMAT BARUHARAPAN
Oleh : Adolof Gobai
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu",
Kita menyukai hal-hal baru. Kita menanti baru, lagu baru, tempat-tempat baru, kesuksesan, peningkatan dan pencapaian baru, bahkan hubungan kita pun akan terasa membosankan kalau hanya begitu-begitu saja tanpa adanya kejutan dan hal-hal baru yang dilakukan bersama.
Tantangan-tantangan baru mampu membuat banyak orang bersemangat, karena disana mereka akan belajar hal baru dan menggapai keberhasilan yang baru pula.
Seperti apa tahun baru dalam hidup. Ketika ada peluang baru muncul, itu artinya saya bisa mempergunakan talenta, kemampuan, daya kreasi dan ide-ide yang ada pada diri saya untuk menghasilkan sesuatu yang baru pula.
Ada yang sudah menampakkan hasil, ada yang belum, ada yang gagal. Tapi yang gagal sekalipun merupakan proses untuk menuju sesuatu yang lebih baik. Singkatnya.
Tahun baru merupakan tahun percepatan dengan terbukanya banyak peluang. Walaupun kegiatan bertambah dan jam istirahat berkurang, tetapi peluang-peluang dan aktivitas baru membuat kita bersemangat dan tidak sabar melihat bagaimana kelanjutannya di tahun yang baru.
Menariknya, Tuhan pun suka dengan hal-hal baru. Lihatlah apa kata Pemazmur berikut ini: "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!" (Mazmur 96:1).
Tuhan menyukai puji-pujian yang baru dari kita, bukan hanya yang itu-itu saja dari tahun ke tahun. Tuhan merindukan hubungan yang terus diperbaharui menjadi lebih dalam lagi, Tuhan menantikan perubahan sikap kita ke arah yang lebih baik dan semakin seperti Yesus. Tuhan menyukai proses kita menuju kedewasaan, kebijaksanaan dan kerohanian yang lebih tinggi.
Tuhan tidak mau kita terus menerus menjadi manusia yang tercemar dalam dosa sejak lahir, maka Dia pun memberikan kesempatan buat kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17).
Kita diminta untuk membuang "ragi yang lama" supaya bisa menjadi "adonan yang baru." (1 Korintus 5:7).
Menariknya, dan pujilah Tuhan untuk ini, Tuhan bahkan sudah menyatakan bahwa Dia memberi kita rahmatNya yang baru. Bukan sekali-kali, bukan hanya setahun sekali, sebulan sekali atau seminggu sekali, tetapi setiap pagi.
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23), Begitulah cara Tuhan menyapa kita setiap kali kita bangun di pagi hari. Kalau kita merenungkan hal ini, bukankah itu luar biasa? Tuhan menganggap penting rahmat-rahmat, berkat-berkat baru untuk dicurahkan kepada kita.
Tuhan besar kesetiaanNya untuk selalu melimpahi kita dengan sesuatu yang segar dan baru, bukan sisa-sisa, bukan sesuatu yang kadaluarsa. Dia selalu memberkati kita dengan segala yang terbaik.
Masalahnya, sejauh mana kita sadar akan hal itu? Kita malah suka menganggap Tuhan tidak tanggap terhadap diri kita, seolah Tuhan senang melihat kita susah berlama-lama. Kita bahkan sering lupa untuk mengucap syukur dan berterimakasih setiap kita bangun pagi dan lebih memilih untuk langsung sibuk-sibuk, bersiap menghadapi aktivitas yang menanti tanpa peduli untuk menyapaNya.
Padahal Tuhan siap memberkati kita dengan penuh sukacita untuk memulai hari dan melakukan yang terbaik hari Dan Selanjutnya di mata Tuhan kita sangatlah berharga. KasihNya kepada kita tidak terukur besarnya. "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32) Ayat ini dengan sangat jelas menggambarkan betapa besar kerinduan Allah untuk selalu memberikan yang terbaik pada kita. Bahkan dengan kedatangan Kristus, kita dimungkinkan untuk mengalami pemulihan hubungan dengan Tuhan, mengalami penebusan dan dilayakkan untuk menerima berkat keselamatan, menikmati hadiratNya hari ini, merasakan kedekatan dan kasihNya yang begitu teduh secara langsung, tidak lagi harus lewat perantara seperti di masa Perjanjian Lama.
Kita bukan lagi yang lama tetapi sudah menjadi ciptaan baru, diberi rahmat yang baru setiap pagi berdasarkan kasih setia Tuhan pada kita.
Apakah kita mau mensyukuri hal itu dan mengimaninya dengan hidup sebagai sosok yang sudah diperbaharui, atau kita memilih untuk terus terikat pada berbagai kebiasaan buruk di masa lalu, terbelenggu pengalaman-pengalaman pahit di waktu lalu dan tidak juga ingat untuk mengucap syukur kepadaNya? Apakah kita mau memakai dan memaksimalkan rahmat-rahmat yang baru dari Tuhan setiap pagi atau melupakannya saja, itu pilihan kita. Satu hal pasti, apa yang disediakan Tuhan sesungguhnya baru dan segar, dan itu hadir setiap pagi.
Memasuki Tahun yang baru, mari kenali Tuhan lebih lagi. Semakin kita mengenalNya, semakin kita mengetahui kasih dan rancanganNya buat kita, semakin kita terkagum-kagum dibuatNya.
Firman Tuhan yang disampaikan kepada Hosea berkata "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3).
Seperti apa tahun baru buat anda? Mungkin ada yang merasa tahun ini tidak terlalu baik, atau malah buruk? Dengarlah, Tuhan menyediakan yang baru bagi anda.
Tuhan membuka peluang-peluang baru, kesempatan baru di tahun yang baru. Bagi anda yang menganggap tahun baru sebagai tahun yang baik setidaknya menjanjikan, Tuhan pun menyediakan rahmatNya yang baru bagi anda. Apapun yang anda rasakan di tahun baru, semuanya merupakan bagian dari keberhasilan baru yang menanti di depan sana.
Karenanya bersukacitalah dalam menyambut tahun yang baru, jalanilah dengan penuh semangat dan harapan baru. Ada Tuhan dengan rahmatNya yang baru disana, dan Dia akan selalu berjalan bersama dalam setiap langkah.
Renungan, Nabire 03 Januari 2023
Belum ada Komentar
Posting Komentar