Ikatan IKKBA Rayon Timika Gelar Diskusi Terkait pengembangan Organisasi IKKBA

Peserta rapat perdana IKKBA Rayon Timika  Foto bersama usai rapat perdana, Senin (14/10), (dok: YamenadiTV/Aban Bunapa)

Timika, YamenadiTV - Keluarga besar Agadide, Ekadide dan Bogobaida yang mengatasnamakan diri sebagai Ikatan Kerukunan Keluarga Besar Agadide (IKKBA) rayon Timika, gelar pertemuan dalam rangka mengevaluasi kembali terkait pertumbuhan organisasi. Kegiatan diadakan di Jl. Degama, Kebun Siri, Timika Papua Tengah, Senin (14/10/2024). 

Samuel Yogi, SH.,MH selaku penasehat (IKKB-TIMIKA) menyampaikan keberagaman budaya dan agama di Timika menjadi kekayaan yang harus dijaga bersama. Karena itu, pentingnya menjaga kerukunan antara 7 (tuju) adat suku entah yang lain di tengah-tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Mimika.

"Melalui pertemuan ini, kita dapat berdiskusi, berbagi pengalaman, dan mencari solusi bersama untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan di masyarakat dalam tubuh IKKBA rayon Timika itu sendiri," jelas Samuel Yogi kepada awak Media YamenadiTV, Senin (13/10).

Ditempat yang sama, Badang Pengurus IKKBA Timika, Simion Yogi, menegaskan Ikatan IKKBA harus memiliki tekat untuk meningkatkan kekuatan kesatuan dan persatuan serta hubungan antara sesama nilai toleransi harus tingkatkan demi kelancaran kegiatan organisasi itu sendiri. 

"Kerukunan dan toleransi adalah modal kita untuk menjaga persatuan dan membangun kerukunan yang kuat. Sudah selayaknya kita menjaga serta lingkungan keluarga besar Suku mee antara suku yang lain di Kabupaten Mimika khususnya Ikatan IKKBA," tegas Yogi selaku Sekretaris Ikatan tersebut.

Sementara itu, Intelektual Yunus Kadepa menyampaikan bahwa Kabupaten Mimika pemerintah, agama, budaya dan kepercayaan, hendaknya dapat memberikan nuansa keharmonisan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat yakni hal ini tidak terlepas dari Organisasi IKKBA.

"Jangan sampai perbedaan tersebut menjadi kendala atau menimbulkan permasalahan dalam membina kerukunan (IKKBA-Timika) menjadi panduan moral dalam bersikap dan berperilaku. Sekalipun demikian, kita juga tidak bisa mengelak bahwa ada segelintir orang yang memanfaatkan sebua kelompok atau organisasi untuk kepentingan diri dan bahkan sebagai alat politik," pintanya. 

Kepala Suku Mee Rayon Paniai di Timika Nopias Kobepa, mengatakan pentingnya peran dalam memfasilitasi dialog sesama masyarakat khusus suku Mee menjelang tahun politik 2024.

"Kita harus menghindari politik identitas yang akan menciptakan suasana lebih tercerai-berai sesama tuju suku dan khususnya suku Mee. Karena harmonis di tengah masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung toleransi, menghormati perbedaan, dan membangun solidaritas sesama suku di timika Papua Tengah," tegasnya.

Aktivis IKKBA, Deki Yabodi Nakapa, mengatakan bahwa keanekaragaman budaya dan kepercayaan, hendaknya dapat memberikan nuansa keharmonisan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat. 

Jangan sampai perbedaan tersebut menjadi kendala atau menimbulkan permasalahan dalam membina kerukunan keluarga besar Agadide dengan tapal batas wilayah Debakebouda, Okebouda, Uwapatakaida dan Makatakaida, dan Uwapataida, Kaitakaida, di Kabupaten Paniai kita adalah satu Honai," pungkasnya. 

Pewarta : Aban Bunapa

Editor : Derek Kobepa

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3