IPMMO se Jawa-Bali minta hentikan penyisiran di Intan Jaya

Aksi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni (IPMMO) se Jawa dan Bali, beberapa waktu lalu. [Foto– Jubi/KAWASANPUBLIC.COM]

Jayapura, KAWASANPUBLIC.COM – Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni (IPMMO) asal Kabupaten Intan Jaya se Jawa-Bali menilai situasi dan kondisi di Intan Jaya semakin hari semakin memanas dengan adanya penyisiran yang sedang terjadi yang dilakukan aparat keamanan.

Hal itu berakibat masyarakat yang bermukim di beberapa kampung seperti Kampung Munumai, Matalipa, Mbamogo, dan Dangoa serta beberapa daerah lain di sekitarnya memilih mengungsi.


Melansir dari Jubi.Id, Ketua IPMMO se Jawa-Bali, Burume Kibame Kobogau, dalam siaran persnya yang diterima redaksi Jubi, Selasa (11/4/2023) malam, menyebut penyisiran yang dimaksud bukan saja baru terjadi, tetapi bermula dari awal terjadinya konflik bersenjata antara TPNPB/OPM dan TNI/Polri sejak 18 Desember 2019 di Bulapa, Kabupaten Intan Jaya.


“Persoalan yang sama sedang terjadi dari waktu ke waktu sampai sekarang sudah masuk di tahun 2023,” kata Kobogau. 


Operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri di beberapa kampung itu, membuat IPMMO se Jawa dan Bali meminta kepada Pemerintah Kabupaten Intan Jaya agar secepatnya menangani sebagai jaminan atas trauma masyarakat sipil yang sedang mengungsi setelah terjadinya penyisiran aparat TNI dan Polri di beberapa kampung, yakni di Kampung Munumai, Matalipa, Mbamogo, dan Dangoa.


Mahasiswa juga mengutuk keras atas oknum-oknum yang mempolitisasi dibalik konflik Intan Jaya secara keseluruhan, dan meminta kepada pemerintah daerah setempat supaya dapat mengatasi kejadian-kejadian brutal yang sedang dilakukan oleh pihak-pihak pengacau kehidupan masyarakat.


“Kami percaya penanganan dan pendekatan sedang diupayakan oleh pemerintah daerah. Namun kami sebagai anak daerah sedikit terganggu psikologinya untuk belajar, maka kami berharap pemerintah dapat menangani secepat mungkin persoalan yang terjadi, termasuk wacana penambangan emas di Blok B Wabu,” katanya.


Mahasiswa juga meminta kepada pemerintah pusat agar menarik TNI dan Polri yang dianggap mengacaukan kehidupan masyarakat Kabupaten Intan Jaya.


“Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni se Jawa dan Bali sangat mengutuk keras terhadap penyerangan membabi buta yang dilakukan oleh aparat TNI-Polri di Intan Jaya baru-baru ini, karena penyerangan menyebabkan korban nyawa hingga kerugian harta benda serta trauma berat bagi masyarakat,” pungkas Kobogau. (*) (Redaksi)


Sumber : Jubi.id

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3