Mahasiswa Papua Pegunungan Beberkan CPNS Harus OAP 100%, Ini Alasannya


Elosak Wenda (dok : Istimewa) 

Wemena, PERS-YAMENADI - Mahasiswa Papua Pegunungan, Elosak Wenda, menyatakan formasi CPNS prioritaskan orang asli Papua (OAP) 100%, bentuk dukungan terhadap pengangguran OAP.

Elosak Wenda, mengatakan Mahasiswa mempunyai hak bersuara ketidakadilan di tanah Papua Pegunungan, orang asli Papua di Papua Pegunungan memiliki  hak politik dan hak pejabat OAP di minoritas non asli Papua. 

“Kami Mahasiswa wajib bicara, wajib bertindak situasi di negeri kami melihat situasi kenyataan yang terjadi di provinsi Papua pegunungan. Nasib orang asli Papua pegunungan di sampingnya,” kata Wenda, Senin (01/07/2024) melalui keterangan yang diterima media Pers Yamenadi. 

Mahasiswa Papua, Elosak Wenda menilai kenyataan lapangan atas tindakan yang dilakukan seputar pejabat non Papua merasa lebih cerdas dibandingkan dengan sarjana orang asli Papua. 

"Kami Mahasiswa memiliki hak penuh untuk membatasi ketidakadilan atas apa yang sedang terjadi di tanah leluhur kami, negara tercinta kami di Provinsi Papua pegunungan ini," tegasnya. 

Lanjut Menurut Wenda, Kami siswa bertindak untuk anak kami tetapi kami tidak dapat pekerjaan hati sedang menangis, kami siswa berbicara mama mama kami mencoba kami disekolah mencari uang untuk tulang belakang demi anaknya tetapi kami tidak dapat pekerjaan hati Ayah dan Ibu kami sedang mengelola, Pribadinya berpikir bahwa, Kami siap MEREKA di Harti, Kami OAP dan Siap Sumber Daya Manusia SDM.

"Dalam orasi  tadi Senin 1 Juli 2024. Harapan kami Perekrutan CPNS 100% Orang Asli Papua." pintanya. 

Karena itu, kata Elosak Wenda, Papua tidak akan ke Jawa, Bali Makasar Jakarta untuk mencari pekerjaan, kami lahir di tanah kami. 

"Kami akan mati di tanah kami juga agar pada hari ini semoga bermanfaat bagi kami OAP/Orang Asli Papua," ujar Wenda dalam orasinya. 

Berikut ini hal yang sedang terjadi di provinsi Papua Pegunungan :

PertamaKami pelajar dan mahasiswa hak penuh bertindak demi masyarakat kami sarjana namun suatu saat masih belum bisa terjun ke dunia kerja, kami membayangkan, kami OAP minta merdeka tetapi kerja kerja Indonesia sehingga mendatangkan Provinsi Papua Pegunungan. ini katanya tahun 2021 Indonesia mengatakan Otonomi khusus untuk OAP sendiri Bukan orang Non Papua, namun saat ini masih membodohi (diskriminasi) hak atas birokrasi dan politik walau di tanah kita, di negeri kita sendiri.

Kedua, Kami mahasiswa dan pelajar yang bertindak penuh pada 300 orang orang orang non Papua yang datang dari Provinsi Induk yakni Provinsi Papua yang pemerintah menganggap kami memiliki anak yang SD dan itu dianggap masih dibodohi oleh orang non Papua, kami memiliki anak dengan Pendatang berpendidikan dengan gelar yang sama dan tidak ada perbedaan namun masih dianggap OAP tidak bisa.

Ketiga, Kami pelajar bertindak demi mama mama kami sedang berjualan di pasar dan di pinggir jalan. Menjual pinang, sayur mayur buah dan lain sebagainya, karena panasnya tahan demi membiayai sekolah, dengan harapan penuh organisasi tua. Setelah kami menjadi orang-orang hebat dan membangun di daerah kami masing-masing namun sebentar lagi saja masih mencari pekerjaan sebenarnya di provinsi pegunungan Papua di Otsus tahun 2021 untuk Orang Asli Papua.

Ketiga, Kami Mahasiswa berhak bertindak demi ayah kami yang hidup dengan Ojek. (*)

Tuntutan ribuan masa masyarakat Provinsi Papua Pegunungan sebagai berikut:

1) Menolak Tegas mutasi 300 ASN dari provinsi induk Papua,
2)  100% Penerimaan CPNS tahun 2024 OAP,
3) Honorer di lingkungan Provinsi Papua Pegunungan prioritaskan OAP.
4) Tes CPNS tahun 2024 di lakukan offline, (manual/fisik)
5) Bentuk tim independen dalam perekrutan CPNS tahun 2024.

Penulis : Elosak Wenda 
Editor : Bogotaka
Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3