di Debamomaida
Lingkungan hidup
Opini
Picture
Sejarah
Ada Harapan Masa Depan Kampung DEBAMOMAIDA Agapo Distrik Ekadide Paniai
Foto grafik tampak depan kampung terletak wilayah Agapo {(sumber foto akun Facebook Yoya miyomiyobi Nawipa)/(Gipedi Pers-Yamenadi.Com)} |
Oleh : Gipedi Nawipa
Jakarta. PERS YAMENADI - Dusung DEBA MOMAIDA adalah nama kampung wilayah Paniai Timur, kabupaten Paniai, terletak wilayah di Agadide dan Ekadide, ada dua perbedaan arti dari AGA, dan DIDE, "Aga, berarti "Keturunan" Dide, Berarti " Bagian" dan Eka berarti "Nama" Dide berarti "Bagian" kampung rawa tipis luas lembah hijau tepatnya di distrik Ekadide Paniai, di Papua Tengah, Pada Kamis (13-06)
Terletak-Nya, wilayah Agapo, untuk spesial bagi warga asli Aga-Epo dulunya satu desa di sebut desa Agapo, 1), KOGENEPA, 2), WIDIMEIDA, 3), GAKOKOTU, 4), DEBAMOMAIDA, 5), DUANITA, dan 6 ), PASIR PUTIH, Kini jadi desa masing-masing.
Diantara enam kampung ini, adapun kampung "DEBAMOMAIDA" kini satu balai yaitu balai kampung debamomaida cabang dari desa lama desa Agapo, Yang dimekarkan oleh Mantan bupati Paniai, Almarhum bapak Hengki Kayame Dua Tahun lalu.
Di kampung Debamomaida itu diisi dengan Tiga Marga: 1). Nawipa, 2). Degei dan 3). Kobepa, dan Lima keluarga besar, yaitu ; 1). Ibopa, 2). Amoyepa, 3). Wenekapa, 4). Degei, dan 5). Kobepa, mereka adalah pemilik tanah Debamomaida dan hidup tidur bangung di kampung itu .
Pada saat itu orang tua sempat mengatakan, bahwa sebenarnya keluarga keturunan besar tersebut yang ada disini itu bukan dari sini tetapi semuanya pindahan dari lokasi tersebut masing-masing:
1), Ibopa pindahan dari Adeiyo,
2), Wenekapa pindahan dari Dabega,
3), Degei datang dari kampung Debaa
4), Amoyepa pindahan dari Waubado,
5), Kobepa pindahan dari Debaiye atau Kogada,
Dan Debamomaida tanah 'EPO" atau (bagian) ini adalah bukan punya siapa-siapa!Tetapi kalian punya dan untuk semua punya.
Selanjutnya, kesatuan dan persatuan generasi Debamomaida ini kedepannya lebih baik dari pada kesatuan, persatuan sekarang, kecuali " Anak manusia bisa melihat namun, Tanah tidak bisa melihat" satu cacatan buat kami dan masa kelak penerus.
Kami regenerasi penerus apresiasi buat kepada Ayah kami, berbagi cerita realitanya yang selalu cerita dengan kami pada saat sore, atau pagi sambil duduk dengan kami, sehingga kami bisa didapat. motivasi atau sejarah hidup ini menjadi pembelajaran bagi kami generasi penerus di Debamomaida baik, pemudah terpelajar maupun pemudah biasa, Arsip generasi Debamomaida hemat.
Saya adalah saya untuk satu generasi kini di Debamomaida saya pun harus tauh perkembangan kehidupan di Debamomaida sebelumnya, kini, dan kedepannya. oleh karena itu maka kami yang ada sisa ini mari koreksi bersama masalah-masalah yang sedang terjadi diatas tanah, baik masalah Agama, keluarga dan pendidikan. "Penutup. Gipedi Jakarta (13-06-2024).
Penulis : Adalah sala satu pelajar yang sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Jawa Indonesia barat (*)
Previous article
Next article
Belum ada Komentar
Posting Komentar