Siapa aktor dibalik Konflik Horizontal antar suku Mee dan Moni di Nabire
Aksi mahasiswa dibubarkan oleh kepolisian wilayah hukum NABIRE |
Siapa aktor dibalik Konflik Horizontal antar suku Mee dan Moni di Nabire
Konflik Horizontal sering saja terjadi di tanah Papua antar suku, antar kampung, antar marga dan lain sebagainya di tanah Papua. Dan kali ini terjadi di antara kedua suku di Mee Pagi yakni Suku Mee dan Moni, di kabupaten Nabire, Papua Tengah, Sabtu, 27 April 2024.
Awal mula terjadi Panca perang suku Mee dan Suku Moni ini. Karena Pemalangan jalan Trans Nabire - Ilegal, di Wadio Nabire Papua, Tengah beberapa hari lalu. Hingga kini sontak konflik terus berulang kali, menyebabkan korban. Luka ringan dan luka berat kedua belah pihak.
Dalam situasi yang darurat, Solidaritas mahasiswa Mee-Moni di kota studi kabupaten Nabire, menyikapi situasi tersebut. Dengan melakukan Demo Mahasiswa kota studi dan Nabire dan Aktivitas Pembela Ham Papua.
Mirisnya, Aksi demostrasi dalam rangka menghentikan Konflik Horizontal Mahasiswa. Aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut dihadang dan dibubarkan secara paksa, oleh kepolisian Wilayah Hukum Nabire. Dengan alasan belum ada surat izin kepolisian.
Kendati demikian, menjadi pertanyaan publik aksi yang dilakukan mahasiswa dihadang oleh Aparat keamanan, sementara Konflik Horizontal Antar suku terus berlanjut tanpa adanya penanganan pihak keamanan Kepolisian di Nabire.
Menurut Aktivis KNPB, Gerson Pigai, yang berada dalam masa aksi tersebut mengatakan, masa aksi mahasiswa dibubarkan oleh kepolisian, pada hal mahasiswa berinisial meredam Konflik perang suku. Namun kami dibubarkan sementara perang suku terus berlanjut dan pihak keamanan belum ada respon untuk mengamankan perang suku.
"Hal ini fakta menunjukkan bahwa aktor dibalik perang suku adalah murni BIN BAIS, NKRI, agar agenda negara terus berjalan," Kata katanya.
Masyarakat Papua menyimpulkan Hukum tidak berpihak kepada masyarakat dengan adanya pilih kasih dalam menegakkan keadilan dan hukum.
Hukum tidak berpihak kepada orang Papua, karena Masyarakat Papua menilai ada kecolongan upaya hukum yang dilakukan Kepolisian Nabire, bawahannya Masyarakat yang sedang berlanjut perang dibiarkan, sementara Solidaritas mahasiswa Mee-Moni di Nabire hendak mengamankan masyarakat yang sedang konflik aparat keamanan dibubarkan secara paksa.
Orang Papua harus sadar akan hal ini, bahwa yang sedang terjadi kematian Orang Asli Papua itu ada relasi dengan Negara, seperti kasus Ditemukan mayat tak bernyawa dijalan, Obat racun, HIV, AIDS, perang suku, perang politik, perang hak tanah, dll. Jelas ada kaitan dan rencana yang sistematis, masif dan terstruktur. Untuk menghapuskan orang Papua dari tanah induknya.
Orang Papua harus bijak karena manusia Papua berada dalam wilayah NKRI tidak baik baik saja, orang Papua akan tinggal Nama seperti tetangga kami suku Aborigin. Mari Sadar dana LAWAN.
By Derek Kobepa/Yamenadi
Numbay, 27 April 2024
Belum ada Komentar
Posting Komentar