PERJUANGAN PENDIDIK FREDI. ENAGO DEGEI Amd.Kep SELAMA TIGA TAHUN



Nabire Kabarwone com. Di sebuah desa kecil yang terletak di pedalaman, hiduplah seorang mahasiswa bernama Enago Fredi Degei . Enago adalah anak tunggal dari pasangan suami istri yang hidup sederhana. Ayahnya adalah seorang Pdt O Degei sedangkan ibunya Gobai Etawaipa dari Kampung Kubiyai

Sejak kecil, Fredi Enago Degei adalah anak yang rajin belajar dan memiliki ambisi (optimis ) yang besar untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Ia bercita-cita menjadi seorang Mantri dan membantu orang tuanya kelak. Meskipun desa tempat tinggalnya tidak memiliki sarana pendidikan perguruan tinggi yang memadai, Fredi enago Degei tetap gigih belajar dengan buku-buku bekas yang didapatkan dari tetangganya.Teman Dan Kampus Akper Nabire 

Setelah lulus SMA, Fredi Enago Degei pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi ternama di kota besar. Namun, hal ini tidaklah mudah bagi Fredi Enago Degei dan keluarganya. Ayahnya yang hanya mengandalkan hasil gajian Amplop Dari Gereja nya yang sangat sedikit.

Tentu hal ini tidak mampu membiayai pendidikan Fredi Enago Degei di kota 
Dinabire 

Meski demikian, Fredi Enago Degei. tidak ingin menyerah begitu saja apalagi seorang Laki-laki watak karakter optimis ini. Sosok Enago saya sudah mengenal dia jiwa dermawan, jiwa kasih dan cinta nya yang lebih tinggi.kemudian,Enago dan Keluarganya mereka menyusun rencana untuk mencari dana tambahan. Tak heran dorongan optimismenya ia terdorong mulai bekerja lebih keras dan bermimpi mencari Biaya Pendidikan untuk melanjutkan perguruan tinggi Di Akper Nabire 

Selama beberapa bulan, Fredi Enago Degei dan keluarga terkasihnya memungut setiap uang receh yang diperolehnya. Mereka melakukannya dengan penuh kerja keras dan penuh harapan. Enago menjaga semangatnya meski kadang jatuh dalam kelelahan, kekurangan karena ia tahu bahwa tanpa perjuangan, impiannya akan tetap menjadi impian.

Akhirnya, setelah beberapa bulan setelah lulus dari SMA Negeri Paniai. yang terletak di penggunungan tengah papua enago pun tak henti berjuang mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang diimpikannya. Ia pun berangkat menuju tanah rantau Yaitu Nabire. yang baru, dengan penuh semangat dan keberanian menyongsong masa depannya.

Di kota Nabire, Fredi Enago Degei menghadapi berbagai tantangan. Iklim yang berbeda, lingkungan yang asing, dan persaingan akademik yang ketat membuatnya merasa kewalahan. Namun, Enago tidak menyerah. Ia menjadikan kesulitan sebagai tantangan yang harus diatasi karena lingkungan baru bahakan kultur budaya-sosial yag sangat berbeda dari lingkungan serta cara adaptasinya 

Melalui kegigihannya,Enago pun tiba di kota Nabire yang kita kenal yang sangat jauh dari kampung halamannya yaitu dari Paniai Dukubutu. penggunungan tengah papua Enagotadi paniai papua sekarang setelah DOB kita kenal dengan sebutan dengan Papua Tengah 

Kota Jeruk 🍊 merupakan kabupaten Nabire papua Tengah sekarang kita mengenal setelah DOB Provinsi Papua Tengah. Enago pun tiba di Nabire pada tahun 2020 ia melanjutkan pendidikan jejang tinggi di sana di Kampus Akper. enago pun mengambil jurusan Keperawatan  

Enago,belajar dengan sungguh-sungguh dan mencoba memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Keterbatasan finansial tidak menghentikannya untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih banyak. Ia aktif dalam organisasi kampus, Dan Organisasi Ikpmme. berpartisipasi dalam penelitian, dan menjalin hubungan baik dengan dosen serta teman-temannya.

Perjuangan Enago tidak sebanding dengan apa yang ia dapatkan. Ia berhasil lulus dengan nilai yang membanggakan dan mendapatkan pekerjaan yang diimpikannya sebagai seorang Keperawatan .Enago mendapatkan kesuksesan dan membahagiakan orang tuanya yang selalu berjuang bersama dengannya.

Cerita perjuangan seorang Enago di tanah rantau ini mengajarkan kita untuk tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan. Dalam hidup, kita akan dihadapkan dengan berbagai rintangan, namun dengan semangat dan kepercayaan diri yang kuat, kita akan mampu melaluinya.!

Seorang mahasiswa di tanah rantau memiliki banyak pengalaman yang bisa mengajarkan kita bagaimana menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan.

Pertama-tama, 

seorang mahasiswa di tanah rantau dihadapkan pada rasa kangen dan rindu akan keluarga dan lingkungan asalnya. Rintangan ini mengajarkan kita untuk mengelola emosi dan membangun kekuatan mental dalam menghadapi rasa kangen. Mahasiswa di tanah rantau belajar untuk bersabar dan mencari cara menyenangkan diri, seperti menjaga hubungan dengan keluarga melalui panggilan video atau mengikuti kegiatan sosial di sekitar, untuk mengatasi rasa rindu.

Selanjutnya, 

sebuah rintangan yang dihadapi seorang mahasiswa di tanah rantau adalah adaptasi dengan lingkungan baru, khususnya dengan budaya, bahasa, dan tradisi yang berbeda. Mahasiswa ini mengajarkan kita untuk terbuka terhadap perbedaan dan belajar menghargai keanekaragaman. Mereka harus belajar berbicara dalam bahasa yang baru, memahami adat istiadat setempat, dan beradaptasi dengan makanan serta gaya hidup yang berbeda. Dalam proses ini, mahasiswa di tanah rantau mungkin mengalami kesalahan atau kesulitan, namun mereka tidak menyerah dan terus berusaha untuk menghadapi rintangan ini.

Selain itu, 

beban akademik dan tuntutan prestasi yang tinggi juga menjadi rintangan yang harus dihadapi mahasiswa di tanah rantau. Belajar jauh dari keluarga dan tanpa dukungan yang cukup bisa menjadi tantangan yang menantang bagi mahasiswa ini. Namun, mereka belajar untuk mengatur waktu dengan baik, menemukan gaya belajar yang efektif, dan memanfaatkan sumber daya yang ada, seperti bergabung dengan kelompok studi atau mengikuti bimbingan akademik. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak takut menghadapi tekanan dan tetap fokus pada tujuan kita.

Terakhir,

 faktor keuangan menjadi rintangan yang signifikan bagi mahasiswa di tanah rantau. Mereka sering kali harus mengatur keuangan mereka dengan bijak, bekerja paruh waktu, atau mencari beasiswa untuk mendukung biaya hidup mereka di tempat baru. Rintangan ini mengajarkan kita untuk menjadi bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi, belajar untuk mengelola uang dengan baik, dan memiliki sikap mandiri dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Secara keseluruhan, seorang mahasiswa di tanah rantau mengajarkan kita untuk menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan dengan ketekunan, keberanian, dan kemandirian. Mereka mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah, tetap terbuka terhadap perbedaan, dan belajar membuat keputusan yang cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan. 

Wisudawan Fredi Enago Degei Amd Kep 
Menyampaikan Ucapan terima kasih Kepeda Berapa Kelompok
Dia Ucapan terima kasih Kepada Kedua Orang Tua Kandung Sambil Menangis Dengan Sumber Pendapatan Yang Terbatas Saya Bisa Selesai Sarjana Keperawatan pada Hari

Dia Ucapan terima kasih Kepada Empat Nene Dan Mama Ade Om Orang Tua Wali Kios panjang Dan Karang barat Yang Membantu Semua Kebutuhan Pendidikan Dari Pertama Masuk Sampai Hari 
semua Teri Paya Saya Tidak Memberikan Apa apa Hanya Yesus Yang Akan Memberikan Upa Sesuai Pergorbanan 



Selamat atas kesuksesan Nya 
Fredi Enago Degei Amd.Kep

Redaksi Yikobi
Editor Admin 


Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3