Nyala yang Tak Padam: Kisah Pergumulan dari Kampung Papua

 

Nyala yang Tak Padam: Kisah Pergumulan dari Kampung Papua

Oleh : I Ngurah Suryawan (*) 

Kabarwone.com | Nyala yang Tak Padam: Kisah Pergumulan dari Kampung Papua. Buku ini berisi catatan-catatan etnografis penulis ketika menginjakkan kaki di berbagai wilayah menuju tanah leluhur bangsa Papua. Serangkaian perjalanan tersebut melahirkan refleksi mendalam berkaitan dengan pertaruhan terakhir kehidupan rakyat Papua:  imajinasi kehidupan masa depan, kemandirian, dan kedaulatan diri. 

Pertanyaan atas kemandirian dan kedaulatan diri menuju kehidupan masa depan sebagai manusia harus terus ditantang dan direkonstruksi selama nafas masih di kandung badan. 

Nyala yang Tak Padam adalah kumpulan kisah pergumulan yang mencoba mencari spirit kemandirian dan kedaulatan diri tersebut. Buku ini terdiri dari enam bab yang terdiri dari 4 hingga 5 esai-esai pendek di dalamnya yaitu: Bab 1 Enigma di Kampung Papua; Bab 2 Inisiasi Daya dan Gerakan dari Kampung; Bab 3 Pembangunan, Penjajahan, dan Pertanyaan tentang Kedaulatan; Bab 4 Bagai Duri dalam Daging: Rasisme dan Sejarah Politik Papua; Bab 5 Mungkinkah Pendidikan Kasih Sayang mulai dari Kampung Papua; Bab 6 In Memoriam dan Mewariskan Kenangan serta Spirit. 

Pengantar untuk buku ini ditulis oleh Bernardus Bofitwos Baru, OSA (Ketua STFT Fajar Timur, Abepura, Papua) dan Markus Haluk (aktivis Papua dan penulis). Tiga puisi yang menggetarkan dalam buku ini adalah karya dari Aleks Giyai, sementara cover buku ini adalah hasil karya Betty Adii yang mengesankan. Terimakasih kepada Pustaka Larasan, Laolao Press, dan Imparsial yang bekerjasama dan berusaha keras menerbitkan esai-esai ini dengan perannya masing-masing. 

Buku ini masih dalam masa PO (Pre-Order).  Silahkan pesan buku ini dalam masa PO (Pre-Order) dengan harga: Rp. 100.000 *. Untuk pemesanan hubungi: I Ngurah Suryawan (081248992016). Email: ngurahsuryawan@gmail.com

* hasil dari penjualan PO akan dipergunakan untuk mencetak buku yang akan dibagikan gratis kepada komunitas-komunitas literasi di Tanah Papua.

Penulis adalah Dosen Jurusan Antropologi Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Papua 

Previous article
Next article

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3