Pelatihan In House Training sekolah SMP Negeri 1 Aradide, digelar selama 1 (satu) minggu

Kegiatan Pelatihan  (In House Training) IHT dilakukan di sekolah SMP Negeri 1 Aradide selama 1 (satu) minggu, sejak, Senin, 24 - Jum'at 28 Juli 2023,


Paniai, kabarwone.comKegiatan In House Training (IHT) dilakukan secara keseluruhan sekolah, baik itu sekolah Swasta maupun negeri, terhitung jenjang sekolah tingkat PAUT/TK, SD, SMP dan SMA. 

Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar merupakan sebuah kurikilum yang didirikan berdasarkan  (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) (P5) yang sedang merujuk pada negereja 4.0, yang lebih mengfokuskan pada konsteksnisasi kebutuhan peserta didik. 
Untuk mewujudkan  mencapai P5 tersebut.

Pembelajaran semestinya dilakukan Assesmen kurikulum Merdeka yang berdimensi: 
1) Beriman,  bertahkwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia; 
2) Berkebinekaan Global; 3) Bergotong Royong 
4) Mandiri; 
5) Bernalar Kritis; dan 
6) Kreatif. 

Berdasarkan enam (6) poin di atas  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi mendirikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan maksud meningkatkan kualitas pendidikan yang kompeten mengikuti kebutuhan siswa pada generasi 4.0  (erah digital ini).

Menurut Kemendikbud-ristek mendirikan Kurikulum Merdeka, Kemajuan teknologi perubahan zaman yang selalu meningkat. 

Oleh sebab itu, Kemendikbid-ristek berharap,  kepada: kepala sekolah, guru dan siswa mampu beradaptasi dengan perubahan pada kurikulum tersebut. Perubahan itu dilakukan kebijakan pemerintah melalui Kemendikbud-ristek, dengan perkembangan kondisi kebutuhan siswa sesuai berbasis kearifan lokal.

Kepala sekolah, Nicolaus Kadepa, M.Pd, mengatakan, bahwa "Setelah mengikuti pelatihan tentang Sekolah Penggerak dan K. Merdeka, Kembali melaksanakan pelatihan selama seminggu IHT (In House Training). Dalam pelatihan tersebut membahas tentang beradaptasi K. Merdeka, tujuan dan manfaat, prinsip dan assesmen, CP, ATP dan P5.

"Kehadiran sekolah penggerak bukan semata-mata datang tanpa perjuangan, melainkan berkat perjuangan dan kerja keras untuk memajukan pendidikan yang berkualitas dan bermutu kemudian". Kata Kadepa, kepada media ini.

Setelah kegiatan berakhir, setiap guru mengapresiasi dan mendukung, kemudian bersepakat untuk menjalankan K. Merdeka sesuai instruksi kementerian pusat dan sesuai peraturan dan alur implementasi kurikulum Merdeka untuk membangkitkan pendidikan menuju generasi emas 2045 kemudian.

Lanjut Kadepa, Salah seorang guru juga menyampaikan dengan sangat simpati, bahwa "kita adalah guru dimana berperan aktif sebagai pelatih, pengarah, pengasuh, pengajar dan penunjuk kemana arah mereka tuju dalam implementasi pembelajaran.

"Paniai membutuhkan generasi yang kreatif, inovatif, dan daya berpikir yang mampuh mengubah, maka kami mengharapkan untuk mendukun pendidikan Paniai demi menuju Paniai-Papua yang bisa bersaing dengan daerah lain". Harapnya

ia menegaskan, Saran untuk diingat bahwa kita tidak boleh ada pemikirang krisis dan tutup mata terhadap pendidikan, namun membuka mata dan mulailah dari keluarga, gereja, lingkungan dan sekolah. "Kehadiran sekolah penggerak merupakan salah satu pintu demi menuju perkembangan pendidikan dan pengajaran yang mutuh dan solit. Dan sangat Penting sekali untuk berkolaborasi dari semua pihak, untuk mendukun dan memelihara tunas pendidikan yang sudah ada ini". Tegasnya. (Red/DK)

Penulis : Berkatius Yogodipo K/kabarwone.com

Previous article
Next article

1 Komentar

Ads Post 2

Ads Post 3