MENGUNJUNGI DIRIKU SENDIRI DI MASA LALU
Tengah malam, pada larutnya malam, saat dunia terlelap
Terendap di taman mimpi aku merayap
Melintasi ruang waktu, melompat jauh mundur pada masa lalu
Di langit bulan terbenam pada gugusan awan hitam
Bulan yang sama sejak sejarah manusia belum ada
Awan hitam yang sama sejak masa purba belum tercipta
Aku membuka dengan perlahan pintu sebuah rumah tua
Terlihat semuanya buram dan kusam
Aku masuk ke rumah tua itu, lewat lorong pertama menuju sebuah kamar kecil,
“Apa boleh aku masuk, Bro? Apakah boleh aku masuk?”
Setengah berbisik aku berkata kepada seorang anak laki-laki
Ia terlihat tekun membaca buku di kamar itu.
Dan sementara aku menunggu jawaban darinya, aku lihat ia gemetar kedinginan
Aku pun masuk setelah melihat tatap penerimaannya.
Melewati pintu aku sedikit membungkuk, lalu duduk tepat di depannya. Ia berusia sekitar delapan tahun
Terlihat sangat manis dengan sedikit poni di keningnya Rambutnya terlihat halus kehitaman.
Dengan kedua pipi berlesung pipit yang kekanak-kanakan dan boneka beruang tuaku tertidur di pangkuannya.
Aku tersenyum ketika melihat diriku sendiri
Sementara ia terus menatapku dengan menyisakan sedikit curiga
Aku mulai menceritakan kisah-kisah kecil tentang kenakalan masa kecilku
Tentang gadis-gadis manis yang nanti akan ia temui dan cintai Kami pun tertawa, selera kami sungguh serupa Tiba-tiba ia berteriak padaku,
“Sekarang, apakah kau sudah menjadi pria yang pemberani?
Apakah kau sudah berani memukul teman yang mengganggumu?
Apakah kau sudah berani mencium gadis yang kau cintai?
Dan seperti apa rasanya menjadi pria dewasa itu?”
Aku diam dan tak hendak menjawab apa pun. Biar ia sendiri melewati semuanya, tanpa disesatkan petunjuk jalan. Kemudian aku menciumnya sesaat, dan mengucapkan selamat tinggal.
Tepat pukul tiga pagi lebih lima menit
Saat berkunjung ke masa lalu telah berakhir
Aku tahu ia akan baik-baik saja
Meski ada beberapa patah hati yang kelak akan dihadapi
Tapi ia akan baik-baik saja
Aku akan baik-baik saja
Kami akan baik-baik saja
penulis: Mahesa Jenar
Belum ada Komentar
Posting Komentar