POLITIK MODERN MENGHILANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN ORANG PAPUA
POLITIK MODERN MENGHILANGKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN ORANG PAPUA.
Oleh welinus walianggen S. Ap
Penulis secara jujur,sadar dan terbuka ingin menyampaikan bahwa tulisan ini tidak sempurna, kesempurnaan hanya milik TUHAN.
lebih baik saya menulis yang tidak semporna dari pada tidak menulis sama sekali.
Politik hanyalah sebuah seni tidak ada namanya politik abadi, tidak ada namanya politik kekal, politik ia akan selalu datang pada musimnya.
Politik di kendalikan oleh manusia, politik di mainkan oleh manusia, politik adalah peran manusia.
secara jujur ,adil objektif, proposional & profesional di tanah papua hampir semua daerah tidak memahami orientasi politik dalam implementasinya.
Politik adalah cara seseorang, sikap seseorang,strategi seseorang, peran seseorang yang di mainkan politik bukan sebuah otot yang di permainkan.
Politik bukan soal siapa punya uang, siapa punya pangkat, jabatan,kedudukan, dan lain sebgaianya.
Politik menghilangkan nilai kelurahan dan nilai-nilai esterika di kalangan masyarakat lokal,intelektual & keluarga.
orang papua anda tidak punya partai politik anda hanya sebgai pengurus partai politik adalah milik negara Kesatuan republik Indonesia, tidak ada faedahnya ketika anda melakukan tindakan anda akan dipertontotonkan sebagia seseorang yang rakus akan kekuasaan.
Di papua lebih cenderung dan dominan politik otot yang selalu di mainkan mengakibatkan pembunuhan masif terus terjadi ketika pesta demokrasi tibah.
Biarkan rakyat, rakyatlah yang menentukan pilihan meraka kepada siapapun dia, sesuai prespektif meraka.
kepentingan selalu Menjadi barometer perjuangan dan hal inilah yang selalu merusak eksistensi masyarakat dan melahirkan permusuhan permanen.
Pembodohan masif trus dipelihara secara terstruktur,terprogram, terkomando masif kolektif dan permanen, kami di papua politik praktis selalu dipermainkan endingnya dari semua itu fajar keadilan pun menjelang pasca pemilu tahun 2024.
Permusuhan dilahirkan dan ditanamkan oleh setiap individu secara selektif dan permanen sehingga antara adik dengan kaka,om dengan anak, bapade dengan anak, baku tidak suka,baku benci usai pasca pemilu legislatif.
hal inilah yang mencederai nilai-nilai budaya warisan leluhur itu menjelang.
dalam sejarah peradaban kami orang gunung kami sangat menghargai dan menghormati serta menjunjung tinggi nilai solidaritas antara sesama demi memancarkan kehidupan yang indah.
Mari kita melihat secara utuh dan pasyal dengan perspektif yang objektif dengan realistis kehidupan nyata di kalangan masyarakat lokal.
Jika papua ingin maju dari berbagai ketertinggalan dan keterbelakangan maka praktek- praktek seperti ini harus di hilangkan & dipermanenkan secara kolektif.
lalu melihat seseorang harus dengan analisis yang tajam dan objektif diatas Rata-rata prespektif akademik.
Hampir 95% pemimpin di papua adalah mereka dilahirkan dan paksakan oleh kelompok-kelompok pemangku kepentingan (oligarky).
Hal ini mengakibatkan papua mengahadapi kemunduran permanen apakah setiap pemimpin sudah di uji kemampuan oleh seorang praktisi akademisi sebelum melegitimasi? .
Secara jujur, adil, objektif, proposional dan profesional saya merenungkan,mencermati, menganalisa, dan mengamati sertai menilai bahwa.
Jika hal-hal seperti ini tidak diindahkan dan lakukan maka kami Papua sekalipun ayam mau tumbuh gigi tidak akan maju 100%.
Secara kualitas harus diukur life skil, soft skill, dan hard skill serta Leadership agar kepemimpinan terukur terasa dan sasaran.
Kawan jangan terlena Mari kita buat tekad di tahun 2024 pergi peranggi di tahun 2029 mendatang nantinya untuk pulihkan dan selamatkan dari berbagi ketertinggalan di tanah pusaka kami,tanah papua.
Menulis adalah suatu cara saya untuk berbicara kepada Anda.
Menulis adalah suatu caranya saya untuk menyapa anda. Menulis adalah suatu cara saya untuk menyentuh anda.
Trimaksih Selamat membaca. nare, nore,nayak,foi, moi,koya, kosa, wainambe wiwa oh wa... wa... wa... !!! Lambukmu Mayo 29 februari 2024
Penulis :Welinus walianggen S. AP
Belum ada Komentar
Posting Komentar